Senin, 21 Mei 2012

JENIS-JENIS MEDIA PEMBELAJARAN


BAB I
PENDAHULUAN
  1. Latar Belakang
Bahasa Arab merupakan salah satu mata pelajaran yang membutuhkan kemampuan guru dalam mengelola kelas. Terutama kemampuan guru dalam memanfaatkan media yang bisa menciptakan suasana yang nyaman dan menyenangkan sehingga dapat menarik minat dan mengaktifkan siswa untuk mengikuti pelajaran, baik secara mandiri ataupun kelompok.
Pembelajaran bahasa Arab yang memanfaatkan media menjadi lebih menarik dan dapat mempermudah proses pembelajaran. Media yang dapat digunakan sebagai salah satu upaya untuk meningkatkan motivasi siswa, membangkitkan rasa senang dan gembira, membangkitkan semangat, dan menghidupkan pelajaran itu memungkinkan adanya interaksi dan partisipasi aktif dari siswa untuk belajar bahasa Arab secara efektif, dengan media pembelajaran Guru dapat menciptakan suasana belajar yang kondusif, nyaman, dan menyenangkan sehingga dapat menarik siswa untuk mengikuti pelajaran baik secara mandiri ataupun kelompok.
  1. Rumusan Masalah
1.     Jelaskan tentang jenis-jenis media pembelajaran?
2.     Jelaskan tentang jenis-jenis media pembelajaran bahasa Arab aspek berbahasa Arab dan keterampilan bahasa?
3.     Jelaskan tentang kelebihan dan kelemahan jenis-jenis media pembelajaran bahasa Arab?
  1. Tujuan
Adapun tujuan penyusunan makalah ini dibuat dengan harapan agar mahasiswa dapat:
1.     Mengetahui dan memahami jenis-jenis  media pembelajaran.
2.     Mengetahui jenis-jenis media pembelajaran  bahasa Arab aspek berbahasa Arab dan keterampilan bahasa.
3.     Mengetahui kelebihan dan kelemahan jenis-jenis media pembelajaran bahasa Arab.




BAB II
PENDAHULUAN
A.    Jenis-jenis media Pembelajaran
Jenis-jenis media pembelajaran jika ditinjau dari segi penggunaan media dikaitkan dengan indera yang digunakan manusia untuk memperoleh pengetahuan , maka media diklasifikasikan menjadi tiga macam yaitu: media pandang (visual/bashariyah), media dengar (audio/sam’iyah),dan media pandang dengar (sam’iyah-bashariyah/ audiovisual).[1]
Adapun penjelasan tentang jenis-jenis media pembelajaran adalah sebagai berikut:
1.     Media Pandang (visual/ bashoriyah).
Media pengajaran yang berupa alat bantu pandang(visual aids) secara umum dapat dikatakan bahwa mereka berguna dalam hubungannya dengan motivasi, ingatan dan pengertian. Media visual memegang peranan yang sangat penting dalam proses pembelajaran. Media ini dapat memperlancar pemahaman, memperkuat ingatan, dapat menumbuhkan minat siswa dan dapat memberikan hubungan antara isi materi pelajaran dengan dunia nyata. Agar menjadi efektif, media visual sebaiknya ditempatkan pada konteks yang bermakna dan siswa harus berinteraksi dengan visual itu untuk meyakinkan terjadinya proses informasi.[2]
Media pandang(visual) dibagi menjadi dua yaitu media pandang non proyeksi dan media pandang berproyeksi. Ada beberapa media yang dapat dikatergorikan sebagai media pandang non –proyeksi, antara lain:
a)     Papan tulis
Papan tulis merupakan media yang paling tradisional, yang paling murah dan paling fleksibel, disamping untuk menulis, papan tulis dapat dipakai untuk membuat gambar, skema, diagram dan sebagainya. Selain itu juga dapat dimanfaatkan untuk menggantungkan peta pada saat yang diperukan. Daya guna dan daya pakai papan tulis sangat tergantung pada kreativitas guru.[3]
b)     Papan flanel
Papan flanel adalah jenis papan yang permukaannya dilapisi dengan kain flanel. Keguanaannya untuk menempelkan program yang berupa gambar, skema, kartu kata, dan semacamnya.
c)     Papan tali
Papan tali dapat dibuat dengan memasang tali-tali pada papan tulis biasa atau pada papan tripleks. Tali yang baik adalah kawat kecil. Tali-tali tersebut dikaitkan pada paku kecil yang lain yang dipasang pada tepi kanan dan kiri papan tersebut, sehingga merentang dari kiri ke kanan. Jarak tali yang satu dengan tali yang lain disesuaikan dengan besar kecilnya kartu yang akan digantug pada tali. Kartu-kartu tersebut dibuat sedemikian rupa sehingga  dengan mudah dapat disangkutkan pada tali, digeser dan dilepas kembali.
d)     Papan magnetis
Pada dasarnya penggunaan papan magnetis tidak berbeda dengan papan flanel, perbedaannya terletak pada sistem melekatnya barang-barang. Pada papan magnetis melekatnya disebabkan daya tarik magnetis, permukaan papan magnetis umumnya putih, sehingga dapat dipakai untuk menulis.
e)     Wall chart
Media ini berupa gambar, denah, bagan atau skema yang biasanya digantungkan pada dinding kelas. Media ini juga dapat digantungkan pada papan tulis, wall chart berguna untuk melatih penguasaan kosakata dan penyusunan kalimat.
f)      Flash chart
Media ini berupa kartu-kartu berukuran 15x20 cm sebanyak 30 sampai 40 buah. Bahan-bahan kartu ini terbuat dari kertas manila. Setiap kartu diisi dengan gambar berbentuk stick figure, yakni gambar yang berupa garis-garis sederhana, tetapi sudah menggambarkan pesan yang jelas. Gambar ini tidak disertai dengan tulisan apapun. Media ini cocok untuk melatih keterampilan berbicara secara spontan dengan menggunakan pola-pola kalimat tertentu.[4]
Media pandang berproyeksi merupakan media yang bersifat elektronik yang diproyeksikan yang terdiri hardware dan software. Penggunaan media ini memerlukan aliran listrik untuk dapat menggerakkan pemakaiannya.[5]Adapun yang termasuk media ini antara lain:
a.      Overhead Projector (OHP)
OHP merupakan alat yang dipakai untuk memproyeksikan suat obyek transparan ke permukaan layar sehingga menghasilkan gambar yang cukup besar. Proyektor OHP merupakan hardware. OHP merupakan media yang apabila diisi dengan software yang berupa program dan transparasi. Transparasi adalah bahan bening bersifat tembus cahaya yang terbuat dari bahan polivinyl acetate atau cellofilm.
b.     Slide
c.      Film Strips
d.     Film Bisu
e.      Film Loop
2.     Media Dengar,
Media audio berkaitan dengan indera pendengaran. Pesan yang disampaikan dituangkan ke dalam lambang lambang auditif, baik verbal (ke dalam kata-kata/bahasa lisan) maupun non verbal.[6] Media audio dapat menarik dan memotivasi siswa untuk mempelajari materi dengan lebih banyak.
Media dengar atau sam’iyah yang dapat digunakan untuk pengajaran bahasa antara lain radio, tape recorder, dan laboratorium bahasa yang sederhana.
3.     Media Pandang Dengar (Audio- Visual)
Media audio-visual
Media pengajaran bahasa yang paling lengkap adalah media dengar pandang (sam’iyah bashoriyah atau audio visual), karena dengan media ini terjadi proses saling membantu antara indera dengar dengan indera pandang yang termasuk jenis media ini adalah televisi, VCD, komputer, dan laboratorium bahasa
B.    . Jenis-jenis media pembelajaran bahasa Arab

1.Jenis-jenis media Pembelajaran Aspek berbahasa Arab (Mufrodat )
Dalam mengajarkan kosakata pada siswa, adapun media yang bisa digunakan dalam membelajarkan kosakata :
a.      Miniatur benda asli
Miniatur adalah bentuk kecil dari benda yang sebenarnya, seperti miniatur mobil, miniatur apartemen, miniatur buah-buahan, dan lain-lain. Dengan menghadirkan miniatur tersebut, guru dengan mudah tinggal mengucapkan, menunjuk, dan menjelaskan masing-masing kosakata yang hendak diajarkan.
b.     Foto dan gambar
Foto dari sebuah benda aslinya yang dihasilkan dari camera, bisa digunakan untuk media pembelajaran kosakata begitu juga dengan gambar yang dibuat sendiri oleh guru, dan biasanya foto atau gambar tersebut dibuat dalam bentuk kartu  (kartu mufradat). Ukuran yang digunakan adalah 16 cm x 20 cm, dan akan lebih menarik lagi apabila kartu tersebut diberi warna-warni. Mengenai ukuran guru bisa menyesuaikan dengan kebutuhan kelasnya yang terpenting adalah ketika seorang guru mendesain kartu tersebut harus ingat prinsip keseimbangan, keserasian, dan keharmonisan.
2. Media Pembelajaran Qowaid (Tata Bahasa)
Dalam pembelajaran bahasa arab sekarang, komponen ini diajarkan secara wadifi, yaitu tata bahasa fungsional dalam sebuah kalimat yang terintegrasikan dalam empat maharoh yang diajarkan, sehingga secara otomatis siswa akan dapat menggunakan pola-pola yang telah dicontohkan, baik dalam istima’, kalam, qiro’ah, dan kitabah.
                 Adapun media yang dapat digunakan dalam membelajarkan tatabahasa seperti:
a). Kotak Tatabahasa
Yaitu sebuah kotak yang berbentuk kubus, biasanya berukuran 20 cm x 25 cm, dan masing-masing dari sisi kubus tersebut terdapat kosakata baik berbentuk kata kerja, kata benda, huruf atau yang lainnya.
b). Papan Saku
Papan saku merupakan papan yang terbuat dari kayu seperti papan biasa, hanya saja papan saku ditambah dengan tempat seperti saku, dimana fungsinya untuk meletakkan kartu yang telah disiapkan oleh guru.
c). Papan Tali
Papan tali merupakan papan yang terbuat dari kayu seperti papan biasa, hanya saja papan tali ditambah dengan tali yang memanjang dari kanan ke kiri sebagai gantinya saku, dimana fungsinya untuk menggantungkan kartu yang telah disiapkan oleh guru. Dan biasanya kartu yang digunakan adalah kartu kosakata (bithoqoh wamdhiyah).
2.     Media Pembelajaran Keterampilan Bahasa
Kemampuan berbahasa secara konvensional meliputi empat jenis kemampuan, diantaranya :
1.     Kemampuan menyimak (istima’), untuk memahami bahasa yng digunakan secara lisan,
2.     Kemampuan berbicara (kalam), untuk mengungkapkan diri secara lisan,
3.     Kemampuan membaca (qiro’ah), untuk memahami bahasa yang diungkapkan secara tertulis,
4.     Kemampuan menulis (kitabah), untuk mengungkapkan diri secara tertulis,


1.     Media pembelajaran istima’ (mendengar)
a.      Compact Disk (CD)
Compact disk merupakan media yang sangat penting dalam pembelajaran keterampilan menyimak, karena benda ini dapat diisi dengan beberapa bentuk software sesuai dengan apa yang dikehendaki oleh guru. Sebagai contoh materi pembelajaran menyimak yang dapat dimasukkan kedalam media ini seperti, film, drama, pidato, iklan, lagu-lagu atau bentuk siaran lain.
b.     Casset Recorder
Casset Recorder merupakan media yang sudah lama digunakan dalam pembelajaran keterampilan menyimak, akan tetapi media ini hanya terbatas untuk materi-materi tertentu tidak se fleksibel compact disk. Kekurangan media ini tidak dapat menampilkan dalam bentuk gambar.
c.      Peragaan
Peragaan merupakan media yang dapat membantu siswa dalam memahami teks yang didengar siswa, disamping itu dapat pula memberikan penguatan terhadap makna yang terkandung dalam teks tersebut. Peragaan yang dimaksud adalah : gerakan badan, isyarat, mimik wajah atau bentuk yang lainnya.
d.     Permainan Bahasa
Ada beberapa permainan bahasa yang dapat digunakan dalam mengajarkan keterampilan menyimak seperti : bisik berantai (al asror al mutastalstil), perintah bersyarat, siapa yang berbicara (man al mutahadist), bagaimana saya pergi. 
e.      Gambar Bersambung
Gambar bersambung merupakan kumpulan gambar yang menunjuk satu peristiwa yang utuh. Gambar tersebut bisa dalam bentuk kartu yang terpisah, atau dalam satu lembaran yang utuh. Cara menggunakannya bisa satu satu atau sekaligus ditunjukkan kepada siswa.[7]
C.    Kelebihan dan Kekurangan Media Pembelajaran Bahasa Arab
Beberapa keterbatasan media OHP antara lain sebagai berokut :
1.     Media ini memerlukan perangkat keras (hard ware) yang khusus untuk memproyeksikan pesan yang ada pada transparan. Alat itu adalah OHP (Overhead Projection)
2.     Memerlukan persiapan yang matang dan terencana, terutama dipergunakan teknik-teknik penyajian yang kompleks.
3.     Dalam penggunaannya diperlakukan ketrampilan khusus.
4.     Menuntut penataan ruang yang baik.
5.     Menuntut perhatian untuk menghilangkan distorsi proyeksi.
6.     Menuntut cara kerja yang sistematis dan terarah.
7.     Membutuhkan ketrampilan menuliskan pesan yang baik pada transparan sehingga mudah dicerna oleh sisssswa (penerima pesan).
Walaupun ada keterbatasan, media ini juga mempunyai kelebihan yang mungkin tidak dimiliki oleh jenis media lain, yaitu :
1.     Praktis, karna dapat dipergunakan untuk semua ukuran kelas atau ruang.
2.     Memberi kemungkinan tatap muka dan mengamati respons dari penerima pesan (siswa).
3.     Memberi kemungkinan pada penerima pesan (siswa) untuk mencatat.
4.     Mempunyai variasi teknik penyajian yang menarik dan tidak membosankan.
5.     Memungkinkan penyajian dengan berbagai alternatif kombinasi warna.
6.     Dapat dipergunakan kembali secara berulang-ulang.
7.     Dapat disusun kembali berdasarkan urutan-urutan sekuens belajar.
8.     Dapat dihentikan pada setiap sekuens belajar yang dikehendaki karena pacing control  sepenuhnya di tangan komunikator (dosen, guru, penyaji bahan, dan lain-lain).
9.     Tidak diperlukan operator pembantu khusus.
Dari segi sifatnya yang auditif, media ini terdapat kelemahan yang harus diatasi dengan cara pemanfaatan media atau saluran lainnya. Kekurangan ini didasarkan atas ciri-ciri dan karakteristik media audio sendiri, Kekurangan dari media audio antara lain :
1.     Memerlukan suatu pemusatan pengertian pada suatu pengalaman yang tetap dan tertentu, sehingga pengertiannya harus didapat dengan cara yang khusus.
2.     Media audio yang menampilkan simbol digit dan analog dalam bentuk auditif adalah abstrak, sehingga pada hal-hal tertentu memerlukan bantuan pengalaman visual.
3.     Karena abstrak, tingkatan pengertiannyahanya bisa dikontrol melalui tingkatan penguasaan perbendaharaan kata-kata atau bahasa, serta susunan kalimat.
4.     Media ini hanya akan mampu melayani secara baik bagi mereka yang sudah mempunyai kemampuan dalam berfikir abstrak.
5.     Penampilan melalui ungkapan perasaan atau simbol analog lainnya dalam bentuk suara harus disertai dengan perbendaharaan pengalaman analog tersebut pada si penerima. Bila tidak bisa terjadi ketidakmengertian dan bahkan kesalahpahaman.
Dari pertimbangan kekurangan media audio di atas, maka manfaatnya memerlukan bantuan pengarahan dari media lainnya, sehingga pengalaman dan pengetahuan siap dipunyai pendengar sebelumnya akan membantu terhadap keberhasilan penampilannya.


Beberapa kelebihan media gambar/foto
Media foto / gambar mempunyai beberapa kelebihan antara lain :
1.     Lebih konkrit dan lebih realistis dalam memunculkan pokok masalah, jika dibanding dengan bahasa verbal.
2.     Dapat mengatasi ruang dan waktu
3.     Dapat mengatasi keterbatasan mata.
4.     Memperjelas masalah dalam bidang apa saja, dan dapat digunakan untuk semua orang tanpa memandang umur.
Kelemahan-kelemahan media pembelajaran
1.     Di samping media gambar/foto dapat memberikan keuntungan untuk digunakan dalam pengajaran, namun juga banyak kelemahannya, antara lain :
2.     Kelebihan dan penjelasan guru dapat menyebabkan timbulnya penafsiran yang berbeda sesuai dengan pengetahuan masing-masing anak terdapat hal yang dijelaskan.
3.     Penghayatan tentang materi kurang sempurna, karena media gambar hanya menampilkan persepsi indra mata yang tidak cukup kuat untuk menggerakkan seluruh kepribadian manusia, sehingga materi yang dibahas kurang sempurna.
4.     Tidak meratanya penggunaan foto tersebut bagi anak-anak dan kurang efektif dalam penglihatan. Biasanya anak yang paling depan yang lebih sempurna mengamati foto tersebut, sedangkan anak yang belakang semakin.
Adapun keuntungan yang dapat diperoleh dalam penggunaan film sebagai media untuk menyampaikan pelajaran terhadap anak didik. Di antara keuntungan atau manfaat film sebagai media pembelajaran antara lain :
1.     Film dapat menggambarkan suatu proses, misalnya proses pembuatan suatu ketrampilan tangan dan sebagainya.
2.     Dapat menimbulkan kesan ruang dan waktu.
3.     Pengambarannya bersifat 3 dimensional.
4.     Suara yang dihasilkan dapat menimbulkan realita pada gambar dalam bentuk ekspresi murni.
5.     Dapat menyampaikan suara seseorang ahli sekaligus melihat penampilannya.
6.     Kalau film tersebut berwarna akan dapat menambah realita objek yang diperagakan.
7.     Dapat menggunakan teori sains dan animasi.
Disamping keuntungan-keuntungan yang dikemukakan diatas, ada juga beberapa kekurangan-kekurangan yaitu :
1.     Film bersuara tidak dapat diselingi dengan keterangan-keterangan yang diucapkan  sewaktu film diputar, penghentian pemutaran akan mengganggu konsentrasi audien.
2.     Audien tidak akan dapat mengikuti dengan baik kalau film diputar terlalu cepat.
3.     Apa yang telah lewat sulit untuk diulang kecuali memutar kembali secara keseluruhan.
4.     Biaya pembuatan dan peralatannya cukup tinggi dan mahal. 
Faktor yang juga menguntungkan para pelajar bahasa Arab dan guru bahasa Arab di Indonesia adalah kosa kata atau perbendaharaan kata. Hingga kini sudah banyak kata dan istilah Arab yang diserap dan dimasukkan kedalam kosa kata bahasa Indonesia atau bahasa Daerah. Semakin banyak kata-kata yang berasal dari kata-kata Arab yang kemudian menjadi perbendaharaan kata bahasa Indonesia (bahasa ibu) semakin mudah untuk membina kosa kata dan pengertiannya, serta melekatkannya ke dalam ingatan seseorang.
Dalam kosa kata Selain memberi perpindahan dan penyerapan kata-kata dari bahasa asing ke bahasa pelajar dapat menimbulkan banyak hal kerugian, diantaranya :
1.     Terjadi pergeseran arti, yakni banyak kata-kata yang sudah masuk kedalam kosa kata bahasa Indonesia yang artinya berubah dari arti bahasa aslinya, seperti kata “kasidah” yang berasal dari kata qasidah. Dalam bahasa Arab arti “kasidah” adalah sekumpulan bait syair yang mempunyai wazan qafiyah dan kafiyah. Dalam bahasa Indonesia atau bahasa daerah, arti kasidah sudah berubah menjadi hanya lagu-lagu Arab atau irama yang puitis (berbentuk syair).
2.     Lafaznya berubah dari bunyi aslinya, tetapi artinya tetap semisal kata “berkat” dari kata barakah ,dan kata “kabar” dari kata khabar.
3.     Lafaznya tetap, tetapi artinya sudah berubah semisal kata “kalimat” yang bahasa Arabnya kalimat. Dalam bahasa Indonesia, kalimat diartikan sebagai “susunan kata-kata (jumlah), sedangkan bahasa Arab mengartikannya sebagai ”kata-kata”.





[1]H.M Abdul Hamid,dkk. Pembelajaran Bahasa Arab Pendekatan, Metode, Strategi, Materi, dan Media, (Malang: UIN Malang Press, 2008), 175
[2]Azhar Arsyad, Media Pembelajaran, ( Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2002), 91
[3]Soeparno. Media Pengajaran Bahasa, (Yogyakarta: PT. Intan Pariwara, 1987), 15
[4]Ibid., 14-19.
[5]H. Asnawir, Media Pembelajaran, (Jakarta: Ciputat Pres, 2002), 57
[6] Arif S. Sadiman, Media Pendidikan, (Jakarta: CV Rajawali, 1986), 52
[7]Abdul Wahab Rosyidi, Media Pembelajaran Bahasa Arab, (Malang: UIN Malang Pres, 2009), hal. 54-61